Text
Religious Moderation : Responding to Its Problems, Misperceptions, Accusations, and Challenges
Konsep "moderasi beragama" dipahami secara berbeda dalam konteks yang berbeda. Di Indonesia, konsep ini terkait dengan hubungan antara agama, budaya, dan negara. Buku ini memfokuskan pembahasannya pada moderasi beragama dalam konteks Indonesia, apa yang dimaksud dengan konsep tersebut, mengapa konsep ini penting, dan mengapa konsep ini perlu diarusutamakan dalam kehidupan sosial-politik. Sejak 2019, perhatian global terhadap kebijakan moderasi beragama di Indonesia terus meningkat, terutama disebabkan oleh dimasukkannya moderasi beragama secara resmi dalam program kerja Kementerian Agama. Berbagai pihak, mulai dari akademisi internasional, hingga jurnalis asing dan kedutaan asing, berupaya memahami konsep moderasi beragama, sementara sumber daya yang tersedia untuk memahami konsep dan kebijakan tersebut terbatas.
Moderasi beragama di Indonesia penting. Moderasi beragama telah membantu Indonesia bertahan dari kekuatan yang memecah belah baik dari dalam maupun luar, mulai dari penggunaan politik identitas oleh beberapa elit politik hingga penggunaan tindakan kekerasan oleh beberapa kelompok ekstremis. Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar, Indonesia merangkul keberagaman dan inklusivitas. Pengalaman Indonesia dalam mengelola keberagaman, yang didukung oleh mayoritas warga negaranya yang memiliki pandangan, sikap, dan praktik keagamaan yang moderat, dapat menjadi contoh bagi negara lain. Gagasan moderasi beragama seharusnya diperkenalkan ke panggung internasional agar dapat diadopsi oleh negara lain yang menghadapi masalah dan tantangan serupa seperti yang dihadapi Indonesia. Banyak negara berpenduduk mayoritas Muslim di Timur Tengah dan Afrika Utara menghadapi masalah yang terkait dengan intoleransi dan penganiayaan terhadap non-Muslim serta radikalisme, ekstremisme, dan terorisme. Ketidakstabilan di Timur Tengah saat ini menggambarkan tantangan yang dihadapi oleh banyak negara berpenduduk mayoritas Muslim dalam mengelola keberagaman dan konflik di negara mereka. Ada potensi moderasi beragama untuk diadopsi oleh negara lain dalam menanggapi tantangan hubungan yang kuat antara negara dan agama yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Masyarakat global dapat belajar dari pengalaman Indonesia dalam mempromosikan dunia yang lebih inklusif dan damai. Meskipun diperlukan, literatur tentang moderasi beragama yang dapat diakses dan dipahami oleh masyarakat internasional masih kurang. Hingga saat ini, literatur tentang gagasan dan implementasi moderasi beragama sebagian besar masih ditulis dalam bahasa Indonesia. Berangkat dari permasalahan tersebut, kami menggagas program penerjemahan dan kontekstualisasi buku-buku tentang moderasi beragama bagi pembaca berbahasa Inggris. Teks terjemahan ini merupakan rujukan kedua tentang moderasi beragama yang berjudul Moderasi Beragama: Jawaban atas Masalah, Kesalahpahaman, Tuduhan, dan Tantangan yang Dihadapinya, yang ditulis oleh Lukman Hakim Saifuddin dan diterbitkan oleh Yayasan Saifuddin Zuhri pada tahun 2022.
Buku kedua tentang moderasi beragama ini merupakan pelengkap dari buku sebelumnya, ‘Moderasi Beragama’, yang diterbitkan oleh Kementerian Agama pada tahun 2019. Namun, buku ini perlu dikontekstualisasikan bagi pembaca berbahasa Inggris karena terdapat kata-kata dan istilah yang ditempatkan dalam konteks tertentu sehingga tidak jelas bagi pembaca di luar Indonesia. Kontekstualisasi ini didasarkan pada keyakinan bahwa kata-kata tidak dapat dipahami sepenuhnya tanpa mempertimbangkan konteks penggunaannya. Dalam buku Moderasi Beragama, terdapat istilah-istilah yang mungkin tampak familier bagi para akademisi dengan latar belakang studi agama, namun mungkin kurang dikenal oleh pembaca internasional pada umumnya. Penerjemahan dengan kontekstualisasi yang tidak tepat dapat menyebabkan kesalahpahaman tentang substansi buku. Dengan demikian, kontekstualisasi berperan dalam menyediakan konteks-konteks tertentu di mana buku Moderasi Beragama disematkan sehingga pesan, tujuan, dan sasaran buku dapat disampaikan kepada pembaca internasional. Kontekstualisasi bertujuan untuk memberikan penjelasan di luar penerjemahan dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris, tetapi juga untuk memastikan bahwa pembaca dapat memahami dengan baik setiap kalimat yang diterjemahkan. Terakhir, Kementerian Agama merupakan leading sector untuk program moderasi beragama di Indonesia dan moderasi beragama telah diadopsi sebagai salah satu program prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020–2024. Dengan dikeluarkannya Peraturan Presiden No. 58/2023 tentang Penguatan Moderasi Beragama, upaya penyederhanaan moderasi beragama telah meluas ke kementerian dan lembaga lainnya. Diharapkan terbitnya buku Moderasi Beragama versi Bahasa Inggris ini dapat membantu masyarakat internasional dalam memahami moderasi beragama. Draf terjemahan dan kontekstualisasi ini dapat digunakan oleh Kementerian Agama RI untuk memperkenalkan moderasi beragama di kancah internasional.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain