Proses Islamisasi di Jawa didominasi oleh peran Dewan Wali Songo yang secara sistematik mampu menginfiltrasi kekuasaan politik pada waktu itu, serta akhirnya bisa mengambil posisi strategis dalam kekuasaan dan dakwah. Melalui Dewan Wali Songo, dakwa Islam bisa menyebar dengan pesat mencakup hampir seluruh wilayah di Pulau Jawa. Sebagai bagian dari tanah Jawa, Banyumas (Karesidenan) juga mengala…
Sebagai bagian dari tanah Jawa, Banyumas (Karesidenan) juga mengalami proses Islamisasi. Meskipun tidak melibatkan Dewan Wali Songo secara langsung, menariknya Islamisasi di Banyumas justru melibatkan tiga eks kerajaan besar yang pernah menguasai tanah Jawa, yaitu Majapahit, Mataram-Hindu, dan Padjajaran. Melalui Demak, Banyumas diislamkan oleh para wali yang bersinggungan langsung dengan buda…
Tulisan pada buku ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti BLA Jakarta dengan mengambil sasaran meliputi 6 kasus: 1) Kearifan lokal dan kehidupan beragama di Kota Medan Sumatera Utara 2) Agama dan adaptasi sosial, studi tentang interaksi sosial etnik melayu dan Jawa di Riau 3) Folklor dan artinya bagi kearifan lokal masyarakat Provinsi Jambi 4) Kearifan lokal dan ke…
Seni-budaya keagamaan ini merupakan hasil kreasi dari para seniman masa lalu dan berkembang secara turun-temurun serta telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari adat-istiadat dan kebiasaan hidup masyarakat pada masanya. Kesenian tidak hanya dinikmati sebagai hiburan estetika dari seni-budaya, tetapi juga menyelipkan sebuah pendidikan (education) dan renungan bagi penikmatnya. Oleh k…
Moderasi beragama adalah proses memahami dan mengamalkan ajaran agama secara adil dan seimbang sehingga tidak terjadi sikap ekstrim atau ekses dalam pelaksanaan ajaran. Perspektif dan moderasi dalam aspek keagamaan sangat penting bagi masyarakat majemuk dan multikultural seperti Indonesia karena hanya dengan cara inilah keberagaman dapat disikapi secara bijaksana dan toleransi serta keadilan da…
Negeri sukun merupakan negeri yang unik. Negeri sukun adalah negeri dengan ribuan sukun. Bila tidak sukun pun, rupanya adalah dhammatain. Sehingga setiap kali disebut, yang terdengar di akhir nama penduduknya adalah –un. Semua rata, tidak ada yang tidak sama. Kiai Badrun, jarun, Muslimun, Hindun, Manun, Lailatun, qomariyatun, Makmu. Semua –un. Tidak ada, atau lebih tepatnya, tidak ada nama …