Saidi tak pernah berharap takdir menggiringnya ke "kawasan antara". Ia lahir berkelamin lelaki, tetapi tabiatnya sangat perempuan. Calabai, begitu orang-orang menyebutnya. Ayhnya, Puang Baso, marah dan menolak anak lelakinya menjadi "perempuan". Tak ingin menggoreskan luka lebih dalam di hati orang tuanya, Saidi memilih pergi. Pertemuan dengan seorang lelaki sepuh bersurban putih di dalam mimpiā¦